Rafael Hanuman

Pada zaman radioamatir, saya membuat sebuah stasiun radioamatir.

Pada zaman fanzine, saya memiliki fanzine tempat saya menulis dan menggambar.

Kami mengetahui apa yang terjadi berkat surat dan kaset yang dipertukarkan dengan benua lain.

Pada zaman blog, saya memiliki blog dengan banyak pengunjung. Saya bisa dibilang seorang influencer prasejarah.

Dan sekarang, saya memiliki situs ini, yang sebentar lagi akan saya ubah menjadi sesuatu yang lain.

Orang-orang yang membaca blog saya akan ingat bahwa saya selalu mempublikasikan grup-grup yang kurang dikenal.

Dan saya melakukan terjemahan sederhana dengan apa yang saya ketahui tentang bahasa-bahasa.

Terjemahan-terjemahan tersebut tidak begitu baik, saya akui.

Jadi saya menulis kepada mereka untuk meminta mereka mengirimkan lirik lagu *L'Amour Le Jour*.

Pada waktu itu, tidak lazim bagi grup musik untuk mempublikasikan terjemahan lirik bersama lagu mereka.

Dan tidak ada kecerdasan buatan untuk melakukan terjemahan otomatis seperti yang ada saat ini.

Mereka mengucapkan "halo", memberi izin untuk mempublikasikan lagu tersebut, tetapi tidak mengirimkan terjemahan apapun.

Namun, saya adalah penggemar ketiganya, dan saya mempublikasikan lagu tersebut dengan judul: *Le Couler: L'Amour Le Jour: Kegilaan adalah kebodohan*.

Karena, menurut pandangan saya, video klip tersebut adalah kegilaan murni, dan itu adalah tiga orang gila, tetapi yang sedang melakukan sesuatu yang luar biasa.

Perlu diingat bahwa sebelum 2010, Internet adalah hak istimewa yang hanya dimiliki oleh orang kaya dan mereka yang memiliki komputer.

Dan publikasi itu sangat sukses. Itu menarik, dalam batasan waktu itu, audiens yang sangat besar.

2.000 kunjungan dalam jam pertama. Saya pergi minum beberapa bir.

Saya tidak tahu berapa banyak kunjungan yang diterima pos tersebut dalam 24 jam pertama.

Dan itu juga memiliki dampak besar bagi mereka di Kanada, karena mereka adalah orang Kanada.

Jadi keesokan harinya, saya mendapat semua materi yang saya minta.